Siapa yang nggak senang ketika hari wisuda yang ditunggu-tunggu akhirnya datang? Inilah hari dimana kamu mengenakan toga dan samir, namamu disebut, dan dekan memberikan map ijazahmu. Orang tua duduk manis melihat anaknya resmi bergelar sarjana. Hati mereka bangga, kamu pun bahagia.
Tapi, di balik perayaan ini kamu sebenarnya harus menghadapi berbagai kenyataan. Nggak semuanya adalah hal yang mengenakkan. Apa aja sih kenyataan yang harus kamu hadapi itu? Bagaimana juga caranya supaya kamu bisa menyintas tantangannya? Simak, yuk!
Tapi, di balik perayaan ini kamu sebenarnya harus menghadapi berbagai kenyataan. Nggak semuanya adalah hal yang mengenakkan. Apa aja sih kenyataan yang harus kamu hadapi itu? Bagaimana juga caranya supaya kamu bisa menyintas tantangannya? Simak, yuk!
1. Euforiamu hanya akan berlangsung di hari wisuda saja
Ah, bahagianya bisa wisuda. Kamu resmi jadi salah satu bagian
masyarakat yang terdidik dan “sarjana”. Keluarga besar, bahkan mungkin
tetanggamu, akan ikut bangga. Senyummu tak berhenti terpulas: kamu
pantas mendapatkan ini setelah tahun-tahun berat yang kamu lewati.
Sayangnya, euforia ini mungkin hanya akan berlangsung satu hari saja.
Setelah wisuda, ada ribuan pertanyaan yang akan menghujani kepalamu.
Kamu mau kemana? Setelah ini kerja apa? Apa kamu akan langsung diterima
bekerja? Bagaimana jika kamu seperti Mbak X di kompleks rumah, yang
sudah setahun jadi pengangguran?
Itu baru masalah pekerjaan. Belum lagi kalau kamu menyentuh isu
hubungan. Sekarang ketika kamu dan pacarmu sama-sama sudah lulus, apakah
kalian siap menjalin hubungan jarak jauh? Atau ketika kamu sudah lulus
dan pacarmu belum, bisakah itu tak jadi isu dalam hubungan kalian?
Sudah, tidak apa-apa. Jangan panik dulu. Di hari wisudamu, usahakan
tak memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu. Alih-alih, nikmatilah saja
perayaannya. Ambil foto yang banyak bersama teman-temanmu,
bersukacitalah di hari wisudamu. Setelah wisuda, belum tentu
2. Kamu harus segera menentukan: mau meneruskan kuliah, atau bekerja dulu?
Resmi sudah kamu punya gelar sarjana dan ijazah. Ini saatnya kamu
memanfaatkan ijazahmu. Gunakan ijazahmu untuk menggapai apa yang memang
kamu impikan. Kalau kamu ingin melanjutkan studi, kamu sudah punya satu
lembar resmi dari universitas untuk melanjutkan ke S-2. Kalau kamu ingin
mencari pekerjaan, ijazah dan gelar menjadi poin plus-mu.
Apakah kamu bingung harus S-2 atau bekerja dulu? Hipwee pernah menulis artikel yang membahas kegalauan ini: “Lulus Kuliah, Mending Kerja Dulu atau Langsung S-2?”
3. Jangan merasa paling berilmu. Ada banyak yang masih harus kamu pelajari.
Jika mau berhasil, jangan batasi dirimu dengan hal yang sudah kamu
ketahui saja. Pelajari juga hal-hal yang lainnya. Kamu boleh saja
mengambil Sastra Inggris saat kuliah — bukan berarti kamu tidak harus
belajar strategi pemasaran ketika sudah bekerja di
agensi periklanan. Kamu boleh saja punya gelar Sarjana Teknik, tapi
sebagai staf pemula, kamu mungkin dituntut belajar cara mengarsip.
Strategi pemasaran dan metode pengarsipan belum tentu diajarkan
padamu saat kamu kuliah. Makanya, ketika kamu sudah bekerja, kamu harus
bersikap terbuka. Jangan pernah merasa sudah sangat luar biasa.
4. Perpisahan itu pasti akan terjadi. Maka dari itu, nikmati.
Pertemuan dan perpisahan itu niscaya. Saat wisuda, kamu pasti sibuk
berfoto bersama dan tertawa menikmati momen dengan teman-temanmu.
Sayangnya, mungkin itu adalah sesi foto bersama kalian yang terakhir
kalinya. Mungkin saja besok kamu harus segera pindah kota untuk bekerja.
Mungkin juga, teman-temanmu harus pulang ke kota kelahiran mereka.
Hubungan dekatmu dengan sahabat akan merenggang dengan sendirinya. Di
sisi lain, kamu akan menjalin keakraban lain yang tak disangka-sangka.
Dengan teman satu jurusan yang dulu tak dalam satu lingkaran denganmu,
misalnya.
Tapi jangan khawatir. Ada saatnya kalian yang sudah merenggang
akan bertemu kembali: entah karena pekerjaan, pesta pernikahan, maupun
kelahiran anak,
5. Kamu harus berani mengambil kendali penuh atas hidupmu
Semasa kuliah, kamu punya silabus dan berbagai diktat keliling yang
mengatur apa saja yang harus kamu lakukan. Selepas wisuda, keduanya tak
lagi relevan. Yang mengatur hidupmu adalah hatimu sendiri. Kamu harus
menjadikan pengalamanmu di masa lalu sebuah panduan baru untukmu.
Ini bukan fase dimana kamu masih bisa telat datang ke kelas dan titip
absen. Inilah fase dimana kamu harus memaksa dirimu disiplin. Bangunlah
pagi-pagi untuk persiapan wawancara kerja. Pelajari skripsimu lagi agar
tidak kagok saat ditanya pewawancara. Ketika kamu sudah merasa jumawa,
ingat: kamu cuma fresh graduate yang belum jadi apa-apa.
6. Pastikanlah CV-mu benar-benar siap
Jangan tunggu sampai kesempatan datang. Siapkan dokumen yang kamu
butuhkan sebelum mencari pekerjaan. Dengan ini, ketika ada lowongan yang
kamu inginkan, aplikasimu sudah bisa siap. Perlu kamu tahu: CV
adalah kunci pertama keberhasilanmu saat mencari pekerjaan yang kamu
inginkan.
Berikan waktu tersendiri untuk membuat CV dan resume. Mau tahu apa
saja yang harus kamu cantumkan di CV-mu? Biodata pribadi, prestasi
akademik, keahlian khusus, dan yang terpenting: pengalaman yang relevan
dengan tipe pekerjaan yang ingin kamu lamar.
7. Kemasi barang-barang di kamarmu. Tentukan nasib mereka satu-satu.
Mengakhiri masa kuliahmu sering sama artinya
dengan berkemas-kemas. Ya, kamu harus mulai membereskan barang-barang
yang ada di kamar kost-mu. Ada magic jar, dispenser, lemari,
tempat tidur, rak buku, ember, buku-buku, dan masih banyak lagi. Kamu
mulai memikirkan mau diapakan segala barang itu. Mau dijual, diberi ke
orang, atau dibawa pulang?
Hubungi deh teman seangkatan atau adik tingkatmu yang masih kuliah.
Siapa tahu mereka membutuhkan barang-barang yang sekarang kamu punya?
Berikan saja barang-barang itu ke mereka. Gratis! Tenanglah, kebaikan
orang pasti mendapat ganjaran. Ketika mereka sudah sukses dengan
pekerjaan masing-masing, bisa saja ‘kan mereka masih simpatik padamu dan
memberimu tawaran kerja berharga?
8. Ingatlah: ada kehidupan baru yang menunggumu
Wisuda itu hanyalah tanda kamu resmi bergelar sarjana. Tidak
mengikuti upacara wisuda juga tidak apa-apa. Yang penting kamu paham
bahwa fase baru menunggumu di masa depan.
Kata orang, inilah fase hidup yang sebenarnya. Klise, ya? Tapi
mungkin ada benarnya juga. Ini saat dimana kamu mesti menerima bahwa
kamu sudah dewasa. Dan ada bagian dari hidup orang dewasa yang tidak
pernah dibicarakan kita. Bagian itu adalah rasa bosan, rasa frustrasi,
rasa marah karena merasa diri direndahkan lingkungan.
Maka dari itu, persenjatai dirimu dari sekarang. Setelah empat tahun
mencari jati dirimu, kamu sudah menemukannya. Terimalah siapapun dia.
Cintai jiwa yang ada di dalamnya. Dengan ini, ketika kamu tak mendapat
pengakuan dari lingkungan, masih ada satu orang yang bisa menghargaimu:
dirimu sendiri.
Itulah sebagian kenyataan yang harus kamu pahami menjelang wisuda.
Semoga bisa membantumu mempersiapkan diri menghadapi semuanya.
Untuk kamu yang akan diwisuda, selamat! Hipwee mendoakan kesuksesanmu, serta hal-hal yang lebih agung daripada itu. :)